Tak Perlu Jadi Adidaya, Berikut Harapan untuk Indonesia di Masa Depan
Tak Perlu Jadi Adidaya, Berikut Harapan untuk Indonesia di Masa Depan
BANDAR BOLA TERPERCAYA - Terbentang dari Sabang sampai Merauke membuat Indonesia menjadi beragam. Tidak hanya hayati, budaya serta struktur sosial juga tak luput oleh para pemerhati. Tak dapat dipungkiri, hal tersebut dipacu oleh letak secara demografis maupun geografis. Jadikan Indonesia negara kepulauan, tentunya ini munculkan kekurangan dan kelebihan.
Prediksi Togel Paling Jitu Keterbatasan dalam pengelolaan kadang membuat kelebihan yang dimiliki oleh negeri tercinta ini tertutupi oleh kekurangan. Namun, hal ini tak akan lagi menjadi halangan jika segenap elemen masyarakat mau untuk sama-sama berbenah. Di masa depan Indonesia tak perlu menjadi negara adidaya. Cukup dengan mewujudkan harapan berikut ini menjadi nyata.
Indonesia memiliki banyak “permata tersembunyi” di pelosok negeri. Anak-anak dengan semangat belajar tinggi. Mereka yang cerdas, tapi tertutupi oleh rasa tidak percaya diri. Ditambah lagi tak diimbangi dengan fasilitas dan tenaga pendidik yang mumpuni. Padahal mereka adalah penerus bangsa yang sesungguhnya.
Kedepannya, besar harapan seluruh anak Indonesia mendapat asupan pendidikan yang sama. Dengan metode pendidikan yang disesuaikan. Tidak bisa dipukul rata antara anak-anak yang tumbuh besar di perkotaan dan di pelosok desa. Mereka memiliki cara belajar yang berbeda.
Dewasa ini sudah banyak pengajar muda yang memiliki metode belajar modern dan menyenangkan. Tidak lagi terapkan metode lawas yang kadang sulit dipahami. Pemerintah dapat mengajak mereka berkolaborasi.
Jika ada yang bilang infrastruktur tidak penting, besar kemungkinan yang berpendapat belum pernah berkunjung ke pelosok daerah. Pembangunan infrasturktur menjadi sorotan tentu bukan dengan alasan sederhana. Ini jadi aspek penting karena pembangunan infastruktur yang merata tentu berpengaruh pada berbagai aspek lainnya.
Harapan masyarakat Indonesia yang tinggal di pelosok negeri tidak muluk. Tidak harus menjadi kota metropolitan seperti di Jawa dan beberapa pulau besar lainnya. Cukup dengan kemudahan akses untuk berpergian sehingga memudahkan mobilitas. Termasuk penyaluran listrik sampai di daerah perbatasan. Sesederhana itu harapan mereka. Bisakah pemerintah bantu mewujudkan?
Jika infrastuktur telah usai dibenahi, maka tenaga medis serta pengajar pun harus diimbangi. Meski memiliki status yang diakui, nyatanya masih banyak oknum yang tidak amanah dalam mengemban tugas khususnya mereka yang ditempatkan di pedalaman. Dengan bayaran dan tambahan tunjangan, mereka nyatanya tidak bekerja secara maksimal.
Anak-anak tak mendapat asupan pendidikan yang selayaknya. Sering ditinggal tanpa diberi pengajaran. Begitu pula dengan masyarakat setempat yang tidak memperoleh layanan kesehatan di saat darurat. Untungnya, masih ada anak negeri yang rela mengunjungi pelosok negeri untuk mengabdi.
Hidup di pedalaman memang tidak mudah. Apalagi jika kita fokus pada rupiah. Kedepannya semoga pemerintah benar-benar selektif dalam penempatan tenaga profesional. Bukan kaleng-kaleng, masyarakat butuh yang benar-benar tulus mengabdi.
Kembali pada segi pendidikan. Beasiswa adalah salah satu jembatan yang digunakan untuk meraih mimpi mengenyam pendidikan lebih tinggi. Kendati demikian tidak semua anak muda mendapatkan kesempatan tersebut. Mirisnya, dunia kerja di Indonesia sebagian besar menitikberatkan pada gelar terakhir sebagai skala prioritas. Sehingga mereka hanya akan dipandang sebelah mata.
Padahal tidak sedikit orang-orang sukses yang berawal dari pendidikan seadanya. Sebut saja Steve Jobs, Susi Pudjiastuti, Buya Hamka dan masih banyak yang lain. Ditopang oleh usaha dan tekad yang kuat, mereka memiliki kapabilitas serta keunikan tersendiri. Guna meminimalisir terjadinya diskriminasi, pemerintah dapat membantu mereka dengan membuka lapangan kerja yang menitikberatkan pada skill. Bukan hanya gelar terakhir.
Memasuki era digital kita tidak dapat lagi mengikuti alur dengan patokan pada metode lawas. Sebaran untuk jaringan internet harus diperluas agar penyebaran informasi jadi lebih cepat. Mengacu pada hal tersebut, Smartfren diharapkan dapat membantu seluruh elemen masyarakat dari segi teknologi. Sediakan beragam produk pilihan, kamu gak perlu takut kantong jadi bolong.
Tinggal pilih yang sesuai dengan kebutuhan. Contohnya kalau butuh banyak akses internet, kamu bisa pilih paket Unlimited #Super4GKuota seharga Rp60.000. Selanjutnya, jaringan internet cepat dan stabil sudah ada di genggaman. Kini saatnya #KuotakanMaumu untuk bantu Indonesia jadi lebih maju. Dimanapun tempat tinggalmu, kota maupun desa, jangan takut #KuotakanSuaramu jika temukan hal-hal yang melanggar aturan dan merugikan masyarakat setempat.
Berani berkarya, berani bersuara, bantu pemerintah untuk berbenah. Lima harapan untuk Indonesia di masa depan tadi bukan hal mustahil. Siapkah kamu turut andil untuk bantu mewujudkannya?
Tak Perlu Jadi Adidaya, Berikut Harapan untuk Indonesia di Masa Depan
BANDAR BOLA TERPERCAYA - Terbentang dari Sabang sampai Merauke membuat Indonesia menjadi beragam. Tidak hanya hayati, budaya serta struktur sosial juga tak luput oleh para pemerhati. Tak dapat dipungkiri, hal tersebut dipacu oleh letak secara demografis maupun geografis. Jadikan Indonesia negara kepulauan, tentunya ini munculkan kekurangan dan kelebihan.
Prediksi Togel Paling Jitu Keterbatasan dalam pengelolaan kadang membuat kelebihan yang dimiliki oleh negeri tercinta ini tertutupi oleh kekurangan. Namun, hal ini tak akan lagi menjadi halangan jika segenap elemen masyarakat mau untuk sama-sama berbenah. Di masa depan Indonesia tak perlu menjadi negara adidaya. Cukup dengan mewujudkan harapan berikut ini menjadi nyata.
1. Asupan pendidikan yang setara untuk seluruh anak di setiap sudut Indonesia
Indonesia memiliki banyak “permata tersembunyi” di pelosok negeri. Anak-anak dengan semangat belajar tinggi. Mereka yang cerdas, tapi tertutupi oleh rasa tidak percaya diri. Ditambah lagi tak diimbangi dengan fasilitas dan tenaga pendidik yang mumpuni. Padahal mereka adalah penerus bangsa yang sesungguhnya.
Kedepannya, besar harapan seluruh anak Indonesia mendapat asupan pendidikan yang sama. Dengan metode pendidikan yang disesuaikan. Tidak bisa dipukul rata antara anak-anak yang tumbuh besar di perkotaan dan di pelosok desa. Mereka memiliki cara belajar yang berbeda.
Dewasa ini sudah banyak pengajar muda yang memiliki metode belajar modern dan menyenangkan. Tidak lagi terapkan metode lawas yang kadang sulit dipahami. Pemerintah dapat mengajak mereka berkolaborasi.
2. Pembangunan infrastruktur yang merata hingga ke pelosok daerah
Jika ada yang bilang infrastruktur tidak penting, besar kemungkinan yang berpendapat belum pernah berkunjung ke pelosok daerah. Pembangunan infrasturktur menjadi sorotan tentu bukan dengan alasan sederhana. Ini jadi aspek penting karena pembangunan infastruktur yang merata tentu berpengaruh pada berbagai aspek lainnya.
Harapan masyarakat Indonesia yang tinggal di pelosok negeri tidak muluk. Tidak harus menjadi kota metropolitan seperti di Jawa dan beberapa pulau besar lainnya. Cukup dengan kemudahan akses untuk berpergian sehingga memudahkan mobilitas. Termasuk penyaluran listrik sampai di daerah perbatasan. Sesederhana itu harapan mereka. Bisakah pemerintah bantu mewujudkan?
3. Tenaga medis serta pengajar yang mumpuni dan amanah di setiap daerah
Jika infrastuktur telah usai dibenahi, maka tenaga medis serta pengajar pun harus diimbangi. Meski memiliki status yang diakui, nyatanya masih banyak oknum yang tidak amanah dalam mengemban tugas khususnya mereka yang ditempatkan di pedalaman. Dengan bayaran dan tambahan tunjangan, mereka nyatanya tidak bekerja secara maksimal.
Anak-anak tak mendapat asupan pendidikan yang selayaknya. Sering ditinggal tanpa diberi pengajaran. Begitu pula dengan masyarakat setempat yang tidak memperoleh layanan kesehatan di saat darurat. Untungnya, masih ada anak negeri yang rela mengunjungi pelosok negeri untuk mengabdi.
Hidup di pedalaman memang tidak mudah. Apalagi jika kita fokus pada rupiah. Kedepannya semoga pemerintah benar-benar selektif dalam penempatan tenaga profesional. Bukan kaleng-kaleng, masyarakat butuh yang benar-benar tulus mengabdi.
4. Hilangkan diskriminasi, mereka yang tak miliki pendidikan tinggi juga punya kapabilitas tersendiri
Kembali pada segi pendidikan. Beasiswa adalah salah satu jembatan yang digunakan untuk meraih mimpi mengenyam pendidikan lebih tinggi. Kendati demikian tidak semua anak muda mendapatkan kesempatan tersebut. Mirisnya, dunia kerja di Indonesia sebagian besar menitikberatkan pada gelar terakhir sebagai skala prioritas. Sehingga mereka hanya akan dipandang sebelah mata.
Padahal tidak sedikit orang-orang sukses yang berawal dari pendidikan seadanya. Sebut saja Steve Jobs, Susi Pudjiastuti, Buya Hamka dan masih banyak yang lain. Ditopang oleh usaha dan tekad yang kuat, mereka memiliki kapabilitas serta keunikan tersendiri. Guna meminimalisir terjadinya diskriminasi, pemerintah dapat membantu mereka dengan membuka lapangan kerja yang menitikberatkan pada skill. Bukan hanya gelar terakhir.
5. Dukungan jaringan internet untuk membantu kecepatan penyebaran informasi
Memasuki era digital kita tidak dapat lagi mengikuti alur dengan patokan pada metode lawas. Sebaran untuk jaringan internet harus diperluas agar penyebaran informasi jadi lebih cepat. Mengacu pada hal tersebut, Smartfren diharapkan dapat membantu seluruh elemen masyarakat dari segi teknologi. Sediakan beragam produk pilihan, kamu gak perlu takut kantong jadi bolong.
Tinggal pilih yang sesuai dengan kebutuhan. Contohnya kalau butuh banyak akses internet, kamu bisa pilih paket Unlimited #Super4GKuota seharga Rp60.000. Selanjutnya, jaringan internet cepat dan stabil sudah ada di genggaman. Kini saatnya #KuotakanMaumu untuk bantu Indonesia jadi lebih maju. Dimanapun tempat tinggalmu, kota maupun desa, jangan takut #KuotakanSuaramu jika temukan hal-hal yang melanggar aturan dan merugikan masyarakat setempat.
Berani berkarya, berani bersuara, bantu pemerintah untuk berbenah. Lima harapan untuk Indonesia di masa depan tadi bukan hal mustahil. Siapkah kamu turut andil untuk bantu mewujudkannya?
No comments:
Note: Only a member of this blog may post a comment.