Apes, 5 Pebulutangkis Top Ini Belum Mampu Juara di Turnamen BWF 2018
BANDAR BOLA TERPERCAYA - Meraih gelar juara di turnamen BWF World Tour tentunya menjadi impian bagi semua pebulutangkis. Terlebih bila turnamennya level Super 1000 seperti All England Open, Indonesia Open atau China Open. Namun, tidak semua pebulutangkis top dunia bisa meraih gelar di turnamen BWF tahun 2018 ini.
Faktanya, setelah Korea Masters 2018 berakhir Minggu (2/12/2018) kemarin yang menjadi turnamen ke-37 dari rangkaian BWF World Tour tahun 2018, ternyata ada beberapa pebulutangkis tunggal putra/putri top yang belum mampu juara.
Meski, beberapa dari mereka selalu masuk daftar unggulan, bahkan pernah masuk final. Berikut pemain tunggal top yang belum merasakan gelar turnamen BWF di tahun 2018 ini.
1. Pusarla Sindhu lima kali jadi runner-up di tahun 2018
Tahun 2018 bukanlah tahun terbaik bagi pebulutangkis tunggal putri top India, Pusarla Venkata Sindhu. Peulutangkis berusia 25 tahun ini belum mampu meraih gelar. Padahal, Sindhu beberapa kali tampil di final BWF World Tour. Sindhu tampil di final India Open 2018 dan Thailand Open 2018. Sayangnya, keduanya berakhir dengan kekalahan.\Di India Open 2018 Super 500 pada awal Februari, Sindhu yang diunggulkan juara, justru kalah dari pemain Amerika Serikat, Zhang Beiwen di final. Lalu di final Thailand Open 2018 Super 300 pada pertengahan Juli, Sindhu takluk dari pemain Jepang, Nozomi Okuhara.
Bahkan, tidak hanya gagal meraih gelar BWF World Tour, Sindhu juga kalah di final dua kejuaraan bergengsi. Dia kalah di final World Championship alias Kejuaraan Dunia dan juga Asian Games 2018 serta Commonwealth Games. Artinya, di tahun 2018 ini, Sindhu lima kali tampil di final tetapi selalu kalah.
2. Saina Nehwal kalah tiga kali di final turnamen BWF tahun ini
Tidak hanya Sindhu, tahun 2018 juga menjadi periode kurang memuaskan bagi tunggal putri senior India, Saina Nehwal. Penampilan Saina sebenarnya tidak buruk-buruk amat. Pemain 28 tahun ini mampu tampil di final di tiga turnamen BWF World Tour sepanjang 2018. Pencapaian ini lebih baik dari pencapaian tahun 2017 yang tidak mampu sekali saja masuk final.
Hanya saja, tiga kali tampil di final tetapi selalu kalah, tentunya mengecewakan. Saina tampil di final Indonesia Masters Super 500 pada Januari 2018 dan Denmark Open Super 750 pada Oktober 2018. Keduanya kalah dari tunggal putri ranking 1 dunia asal Taiwan, Tai Tzu-ying. Terakhir di final Syed Modi International Super 300 di India pada akhir November lalu, dia kalah dari pemain muda Tiongkok, Han Yue di final.
"Kekalahan di final ini sangat mengecewakan. Saya harus lebih berlatih keras dan mengurangi kesalahan sendiri. Terima kasih untuk dukungannya kepada saya," ujar Saina usai kalah dari Han Yue dikutip dari DNAindia.com.
Meski begitu, Saina mendapatkan gelar pelipurlara di Commonewalth Games 2018. Dia meraih medali emas setelah mengalahkan Sindhu.
3. Srikanth Kidambi, tahun 2017 meraih empat gelar tetapi tahun 2018 nol gelar
Tahun 2017 lalu menjadi tahun luar biasa bagi Srikanth Kidambi. Tunggal putra andalan India berusia 25 tahun ini meraih empat gelar turnamen BWF World Tour (dulu masih bernama Super Series/Premier) dari lima kesempatan tampil di final. Dia meraih gelar di Indonesia Open, Australia Open, Denamrk Open dan juga French Open. Srikanth menjadi tunggal putra pertama India yang bisa meraih empat gelar BWF dalam satu tahun.
4. Kenta Nishimoto dua kali kalah rubber game di final BWF World Tour 2018
Tahun 2018 juga bukan milik Kenta Nishimoto. Tunggal putra Jepang berusia 24 tahun ini sebenarnya tampil cukup konsisten dengan mencapai babak penting di beberapa turnamen BWF World Tour. Bahkan, dia mencapai final di Malaysia Masters Super 500 pada Januari lalu dan Hongkong Open Super 500 pada pertengahan November lalu.Namun, Kenta Nishimoto seperti dijauhi keberuntungan. Pemain yang wajahnya disebut-sebut mirip legenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat ini selalu kalah tiga game (rubber game). Di final Malaysia Masters, dia dikalahkan Viktor Axelsen. Dan di Hongkong Open 2018, Kenta dikalahkan pemain Korea, Son Wan-ho. Padahal, dia sempat memenangi game pertama dengan skor meyakinkan 21-14, tetapi kemudian takluk di game kedua dan ketiga.
5. Jonatan Christie, tampil hebat di Asian Games tetapi belum mampu juara di BWF World Tour 2018
Tentu saja, Jonatan Christie telah meraih gelar juara di tahun ini. Tepatnya saat meraih medali emas nomor perorangan Asian Games 2018 pada Agustus lalu usai mengalahkan pemain Taiwan, Chou Tien-chen. Namun, tanpa mengecilkan kebanggaan gelar tersebut, Asian Games bukanlah rangkaian dari turnamen BWF World Tour 2018.
Lalu, bagaimana penampilan Jonatan di BWF World Tour 2018? Sayangnya, Jojo belum mampu meraih prestasi hebat. Sekali dia punya kesempatan meraih gelar di New Zealand Open. Namun, di final turnamen level Super 300 ini, Jojo dikalahkan pemain senior Tiongkok, Lin Dan 14-21, 19-21 yang diwarnai kontrversi ngepel lantai oleh Lin Dan.
Toh, dengan usianya yang masih 21 tahun, karier Jojo masih panjang. Semoga di tahun 2019, dia bisa tampil lebih baik dan mampu meraih gelar di turnamen BWF World Tour seperti rekannya, Anthony Sinisuka Ginting tang tahun ini bisa juara di Indonesia Masters Super 500 dan China Open Super 1000.
Kini, rangkaian turnamen BWF World Tour di tahun 2018 tinggal menyisakan World Tour Finals yang akan digelar di Tiongkok pada pertengahan Desember nanti. Hanya saja, tidak semua pemain bisa ikut. Hanya delapan pemain di lima nomor dengan poin terbanyak yang terpilih menjadi kontestan. Dari lima pemain di atas, hanya Pusarla Sindhu yang masih berpeluang menutup tahun dengan gelar karena akan tampil di World Tour Finals 2018.
No comments:
Note: Only a member of this blog may post a comment.